Petunjuk Menuju Panti Asuhan Balita Tunas Bangsa

Ini keterangannya ada di:

https://g.co/kgs/lQGOYz

Alamatnya: Jl. Bina Marga Raya no. 79, Cipayung,  Jakarta Timur.

Ini kira-kira petunjuknya lewat tol Cawang.



Ini penampakan depan

Punten, kabari emaknya Renjana ya kalau bisa datang. Biar emak bisa menyiapkan santap siang ala kadarnya di sana. Sampai jumpa!

Kebutuhan Adik-Adik di PA

Dear teman-teman yang baik,

Meganggapi pertanyaan kebutuhan Panti Asuhan (Balita Tunas Bangsa Cipayung dan Pintu Elok Pamulang), berikut adalah barang-barang yang mereka butuhkan:

  1. Susu bayi 0-6 bulan Lactogen
  2. Susu bayi 7-12 bulan Lactogen
  3. Susu Frisian Flag 1-3 tahun rasa bebas
  4. Susu Frisian Flag 4-6 tahun rasa bebas
  5. Susu SGM 1-3 tahun rasa bebas
  6. Susu SGM 3-6 tahun rasa bebas
  7. Popok sekali pakai merek Sweety, MomyPoko ukuran S, M, L dan XL (paling banyak butuh di M, L dan XL)
  8. Minyak telon anti nyamuk
  9. Minyak kayu putih
  10. Sabun mandi bayi dan balita (mereknya biasanya Johnson&Johnson, tapi bebas mau kasihnya apa)
  11. Shampoo bayi dan balita (idem)
  12. Pasta gigi dan sikat gigi untuk balita (ada merek kodomo, pigeon, formula)
  13. Sabun mandi, shampoo, pasta gigi, sikat gigi untuk dewasa.
  14. Obat-obatan untuk balita (obat batuk pilek)
  15. Obat-obatan untuk anak-anak usia 6-12 tahun (obat batuk pilek)
  16. Baju-baju layak pakai untuk usia 2 tahun sampai dewasa
  17. Celana putih sekolah SD ukuran 69
  18. Sabun cuci baju, sabun cuci piring dan sebangsanya

Makanan:

  1. Sembako 
  2. Makanan siap masak seperti Nugget, Sosis, Baso (untuk anak-anak di Pintu Elok yang sudah sekolah, mereka bawa bekal dari Panti untuk makan siang)
  3. Teh, Kopi, Gula, dan kawan-kawannya
  4. Kudapan (biskuit dan cokelat diperbolehkan, tidak boleh permen dan kudapan yang mengandung MSG)

Uang Tunai:

Biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari (bayar listrik, ongkos sekolah anak (Pintu Elok), bayar keperluan sekolah (Pintu Elok), dan lain-lain.

Keterangan:

Normal: kebutuhan spesifik dari PA Balita Tunas Bangsa

Italic: kebutuhan spesifik dari PA Pintu Elok

Bold: kebutuhan kedua Panti Asuhan

Tentang PA Balita Tunas Bangsa

Untuk di Panti Asuhan Balita Tunas Bangsa, ada 30 anak laki-laki dan 20 anak perempuan usia 24 bulan – 6 tahun (untuk usia 0-24 bulan tidak ikut serta saat perayaan ulang tahun karena kebijakan Panti). Panti ini adalah PA Dinas Sosial DKI, jadi cukup terjamin. Alasan kami bikin ulang tahun Renjana di sini karena tempatnya yang lebih mudah dijangkau, lebih representatif untuk mengadakan acara yang mungkin dihadiri anak-anak kecil juga.

Tentang Panti Asuhan Pintu Elok

Untuk Panti Asuhan Pintu Elok, total ada 63 anak dari usia 3 bulan sampai kuliah. 0-12 bulan ada 2 bayi, 12-36 bulan ada 3 batita, 3-6 tahun ada 3 anak, usia SD ada 25 anak dan sisanya SMP, SMA dan kuliah. Diurus oleh sendiri oleh sekumpulan sukarelawan independen dan bergantung pada donatur. 

Apabila teman-teman mau ikut berbagi, ditunggu paling lambat tanggal 2 Maret 2017. Bisa dikirim ke:

Jl. Cikajang no. 25, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
(Patokan: rumah sebelah kiri Apotik K24, ada toko air galon Hidup Baru)

Apabila ingin menyumbangkan uang, bisa ditransfer ke:

a.n. Claudia I J Lengkey

Mandiri 126-00-0652654-4  

BCA 5240039241 

Apapun bantuan teman-teman untuk adik-adik kita di kedua panti tersebut insyaAllah akan memberikan manfaat baik bagi mereka.

Nanti setelahnya, saya akan memberikan laporan mengenai bantuan teman-teman.

Kalau ada yang ingin ditanyakan, silakan WA saya ya, pasti dibalas. Kalau lama balasnya mungkin lagi molor atau momong anak :D.

Terima kasih banyak! Semoga ke depannya kita bisa melakukan acara berbagi ke Panti Asuhan atau Panti Wredha bersama kayak dulu lagi ya… Muach!

Beda Fase, Beda Kekhawatiran

Namanya juga hidup, selain harapan dan keinginan, pasti kita juga ngerasain ketakutan dan kekhawatiran. Sama juga seperti dalam masa kehamilan ini. Beda fase, beda ketakutan dan kekhawatiran.
Saya adalah tipe orang yang percaya sama instring karena intuisinya jarang sekali salah. Dulu masih belum bisa kontrol, makin tambah umur sudah bisa semakin kontrol dan bisa lebih mengenal ini beneran intuisi atau hanya emosi yang nanti juga hilang.

Bicara tentang ketakutan, di usia kehamilan awal sampai masuk trimester kedua, kekhawatiran terbesar adalah keguguran lagi. Saya browsing kemungkinan keguguran bagi mereka yang pernah keguguran. Hasilnya dari yang saya baca lewat internet dan buku, memang selalu ada kemungkinannya. Apalagi ditambah dengan kategori kehamilan saya yang dianggap beresiko karena riwayat kesehatan (pernah ada kista diameter 12 cm plus miom di tahun 2013 dan keguguran April 2015 di usia kehamilan 11 minggu). Penyebab keguguran juga banyak. Perkembangan janin yang tidak sempurna, darah ibu yang kental, terkena virus dan masih banyak lagi. Sungguh, saya ingin sebenarnya mengulik lebih jauh. Tapi jujur, semakin saya banyak membaca, semakin banyak tahu, kecemasan malah semakin berlipat. Akhirnya saya memutuskan (setelah ditegur juga oleh suami) untuk lebih banyak berserah, berdoa dan berusaha semaksimal mungkin menjaga kehamilan.

Masuk trimester kedua di minggu ke 14 saya kembali masuk kantor setelah diharuskan bed rest selama 7 minggu (minggu kelima kehamilan sempat flek 3 hari). Rasanya senang karena pikiran jadi terbagi dengan pekerjaan. Snowballing berkurang. Namun tidak berarti kekhawatiran hilang. Berkurang iya, tapi tetap ada. Kali ini karena saya sudah lebih percaya diri bahwa saya bisa menjaga kehamilan dengan baik, ditambah hasil pemeriksaan dokter menunjukkan perkembangan janin yang baik, kekhawatiran keguguran meluruh dan diganti dengan kekhawatiran lainnya, yaitu kemungkinan down syndrome. Apalagi statistik mengatakan, dengan usia saya di atas 35 tahun ini memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar daripada ibu lainnya yang hamil di bawah usia 35. Setelah berkonsultasi dengan dokter obgyn kami, akhirnya di usia kandungan ke 18 minggu, kami memutuskan untuk cek ketebalan leher janin lewat USG 4D yang dilakukan di klinik lain karena meson USG 4D di klinik dokter obgyn kami sedang rusak. Suami saya terlohat lebih cemas dibanding saya. Saya pun sempat cemas akut, lalu entah dari mana asalnya, saya seperti diberi kekuatan dan ketenangan sebelum pemeriksaan USG 4D. Seperti ada yang mengatakan di nurani saya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Lagipula apapun itu, anak ini adalah titipan dan anugerah dari Tuhan yang memang menjadi rejeki kami. Bagaimanapun keadaannya, tidak akan mengubah apapun. Kami akan tetap menyayangi, membesarkan, melindungi dan memberikan yang terbaik untuknya.
Hasil pemeriksaan USG 4D memang sebenarnya bukan yang terbaik untuk dilakukan. Seharusnya kalau ingin mengetahui kemungkinan down syndrome test yang dilakukan adalah Chorionic Villus Sampling (CVS) atau amniocentesis test. Ada yang mengambil cairan air ketuban, ada yang dengan mengambil darah janin. Saya lupa yang mana dan prosedurnya. Yang pasti dari awal saya (dan didukung suami) menolak untuk melakukan tes itu. Selain saya tidak tahu apakah saya siap untuk tahu di awal kehamilan ditambah prosedut tersebut ada resiko kegugurannya walau hanya kecil. Belum lagi biayanya berkisar 6 – 12 juta tergantung prosedur apa yang diambil. Hasil USG 4D selain semuanya baik-baik saja, ketebalan leher janin memang sedikit tebal namun masih dalam kisaran normal. Dan tidak ada tes apapun yang bisa memberikan hasil 100% benar. Segalanya akan terlihat ketika bayi sudah dilahirkan.
Kalau saya sih semakin tenang, suami saya masih cemas. Sampai besoknya setelah melakukan USG 4D, suami saya ngotot minta konsul lagi ke dokter obgyn kami. Setelah penjelasan dokter (yang sebenarnya sama dengan dokter USG 4D kemarin), dokter obgyn mengajak kami untuk kemabli melakukan USG (2D) karena beliau melihat kecemasan besar di diri suami saya. Saat di USG, janin kami bergerak lincah. Dan beberapa saat sebelum dokter menyudahi sesi USG 2D, tangan janin seperti melambai lalu mengatup empat jari lainnya membentuk tanda SIP! Saya bisa melihat mata suami saya berkaca-kaca.
*Lah kok ini saya yang jadinya ikut berkaca-kaca saat menulis ini*
Pulang dari dokter, suami saya jadi lebih tenang. Saya tahu karena dia sudah bisa tidur dengan enak, tidak seperti malam-malam sebelumnya.

… Nanti disambung lagi ya, ini nulisnya sambil siaran :)…

Minggu ke-28 :)

Horeee!
Alhamdulillah Puji Tuhan hari ini usia kandungan masuk 28 minggu dan resmi menjadi warga grup 3rd trimester di aplikasi BabyBump.
Jujur setelah melewati banyak “drama” di kehamilan sebelumnya yang berujung keguguran dan di kehamilan sekarang yang diawali dengan flek dan bed rest sampai minggu ke 14, pencapaian masuk trimester ketiga ini terasa bahagia sekali. InsyaAllah 10 minggu lagi bisa bertemu langsung dengan si kesayangan yang selama ini baru bisa dirasakan lewat tendangan dan tarian dari dalam perut 🙂

Kejadian lucu (menurut kami) ketika belanja “syarat” masuk 7 bulan, yaitu membeli pakaian untuk Utun (panggilan kami untuk si jabang bayi). Agar kapanpun ia lahir, sudah tersedia pakaian untuk ia kenakan.
Kami pikir belanja kali ini akan as easy as ABC lah ya, secara apa sih susahnya belanja buat bayi? Pilihan baju untuk newborn ya paling standar dan tinggal pilih. Ternyata sampai ke toko baju dan perlengkapan bayi, kami kebingungan. Selain display yang tidak berurutan mengikuti usia dan kebutuhan (atau memang kami tidak terbiasa), walaupun standar ternyata tetap saja kami kebingungan. Bekal daftar barang yang harus dibeli yang saya captured dari internet ternyata hanya membantu sedikit. Ditambah, saya ini tidak terlalu suka belanja baju dari dulu. Untungnya suami saya masih lebih senang belanja baju dibanding saya. Mulailah ia mencari dengan lebih telaten, bertanya kepada mbak pramuniaga dan memadupadankan dengan baik.

Karena belanja kali ini adalah merupakan syarat, kami membeli hanya dua atau tiga buah per barang. Kaos singlet, atasan lengan pendek dan panjang, celana pop, celana panjang, sarung tangan dan kaki, juga bedong dan selimut topi. Bukannya pelit, kami berdua sudah diwanti-wanti oleh dua adik ipar kami yang sama-sama baru melahirkan tahun lalu. Jangan kebanyakan beli karena banyak barang lungsuran yang masih bagus-bagus, bahkan ada yang tidak sempat dipakai. Sebaiknya dipilih dulu dari barang lungsuran, baru kembali belanja apa sekiranya yang masih kurang.

IMG_5500

Baju love NY itu dari MamaJonah, yang lain bapaknya Utun yang beli, emaknya ga ikutan milih, nanti ada conflict of interest sama klien 😀

Hari ini merupakan milestone untuk kami. Sama-sama baru kali ini belanja baju bayi. Dan sedikit-sedikit suami saya tertawa geli sendiri. Kegirangan.

Bang Bang Tut!

Halo! Saya kembali!

Sudah setahun ya sejak terakhir menulis di blog ini. Lagi ingin banget cerita mumpung masih hangat ada di kepala saya.

Kejadiannya dua atau tiga hari yang lalu.

Malam itu suami saya tiba-tiba membahas tentang satu hal di luar topik yang sedang kami bicarakan gara-gara sedikit-sedikit saya bersendawa.

Dia bilang, kalau di brosur atau iklan, di majalah dan media lainnya, yang dijual itu masa kehamilan ada masa yang indah dan penuh keajaiban. Bukan berarti dia tidak setuju dengan pernyataan itu. Malah setujunya dobel-dobel. Hanya saja sedikit yang secara gamblang mengutarakan hal-hala lain yang lebih dalam daripada ibu hamil terlihat makin glowing, mual dan muntah-muntah atau ngidam.

Saya setuju.

Banyak fakta yang baru saya dapatkan ketika saya menjalaninya sendiri. Mual-mual itu biasa lah ya. Ngidam, malah saya tidak terlalu. Glowing? Tergantung lipstick yang saya pakai ;p.

Yang cukup mengagetkan (dan menggelikan) adalah kenyataan atas ketidakmampuan saya untuk meredam buang angin atas bawah alias sendawa dan kentut saat hamil ini. Seorang saya yang cukup baik dalam menjunjung etika dan kesopanan, selama hamil mulai masuk bulan ketiga, menyerah dalam hal itu. Suami saya tidak keberatan, malah (ngakunya) dia lega saya jadi bisa kentut ketika dia dekat karena tadinya saya anti kentut di dekatnya. Yang lebih parah, ketika saya mencoba untuk mengontrol hal itu, yang ada malah makin menjadi. Pernah saya mencoba untuk meredam bunyinya dengan tertawa, yang ada bunyi buang angin dari bawah mengikuti ritme tertawa saya dan menghasilkan gabungan bunyi-bunyian yang luar biasa untuk ditertawakan. Untungnya itu terjadi di rumah, di dalam kamar, hanya ada kami berdua. Apa kabar kalau itu terjadi di kantor, di tempat umum atau sedang bersama orang lain, apa daya saya? Awalnya memang sulit menerima kenyataan itu, lama-lama saya bisa menerima dan jadi lebih pandai dalam menyikapinya.

Okei, cukup tentang buang angin.

Hal lainnya yang membuat saya kaget dan berharap tahu hal ini sebelumnya adalah heartburn. Kondisi asam lambung yang naik sampai rongga dada bahkan terasa sampai tenggorokan karena banyak hal. Bisa karena hormon, karena dipicu makanan yang saya makan, karena kondisi psikis, letak dan besar janin dan lainnya. Belum lagi kata dokter, ini juga dipengaruhi keadaan fisik sebelum hamil. Kalau punya penyakit maag sebelumnya, biasanya peluang merasakan heartburn lebih besar dan lebih awal dari yang tidak punya penyakit maag sebelumnya. Memang hal ini tidak dirasakan oleh semua karena pada dasarnya setiap kehamilan itu berbeda, tidak bisa disamaratakan. Tapi tetap saja, kalau saya tahu info ini dari dulu, memperbaiki kondisi lambung sudah pasti jadi prioritas karena heartburn itu rasanya TIDAK ENAK SAMA SEKALI! Menderita! Apalagi biasanya heartburn datang di malam hari menjelang waktu istirahat. Boro-boro bisa tidur, tiduran saja langsung naik asam lambungnya dan menimbulkan sensasi panas, nyelekit dan perih mulai dari tengah perut, naik ke rongga dada sampai setengah tenggorokan. Tentunya konsumsi obat maag tidak bisa seenaknya dilakukan. Harus dengan obat yang dianjurkan dokter, bahkan sebenarnya kalau bisa tidak minum obat apapun. Ada banyak makanan atau minuman yang dianjurkan untuk membantu meredakan heartburn kalau saya baca dari buku tentang kehamilan atau hasil mencari di internet. Susu hangat, apple cider vinegar, mmm apalagi ya, ya pokoknya ada. Sayangnya ketika saya mencoba apa kata mereka, hasilnya malah semakin membuat heartburn melanda. Sekali lagi memang harus diingat, setiap kehamilan itu berbeda. Yang manjur buat dia bukan berarti mujarab buat saya.

Niatnya memang saya ingin aktif menulis lagi bercerita tentang keseruan kehamilan ini. Hitung-hitung sebagai dokumentasi supaya paling tidak saya ingat dan syukur-syukur bisa jadi bahan bacaan berguna untuk teman-teman. Semoga saya makin pintar bagi waktu seperti pagi ini. Mumpung day off dari kantor dan suami masih tidur karena semalam begadang nonton film.

Oiya, selamat ulang tahun suami saya yang baik hati, suka aneh tapi menyenangkan dan menggemaskan dan selalu bisa membuat saya bahagia dan tenang. Terima kasih untuk terlalu banyak hal yang entah kalau bukan sama kamu, mungkin saya tidak merasakannya. Saya sayang kamu sungguh-sungguh! Muach, Simhala!

Dari Eldi: Perjalanan Kita Panjang

Dari bukanlaladiana.wordpress.com by Eldi!

bukanlaladiana

Woohoo! Sudah hari Jumat! Ada yang istimewa!
Kali ini datangnya dari Eldi, perempuan manis usia awal 20an, pekerja giat, currently single, penyuka Mcfly dan suka bagi-bagi coklat ke teman-temannya 🙂

Perjalanan kita panjang. Ingatkah dulu waktu kita temukan rumah ini? Kita masih berusia dini, katanya, kata mereka. Tapi kita patahkan apa itu kata ibuku, apa itu kata ayahku.

Perjalanan kita panjang. Aku ingat dulu aku temukan rumah baru. Lalu pindah selama 2 bulan dan kemudian tidak betah. Kamu, ya kamu dengan sabar menunggu aku. Walaupun sempat meledak emosimu, tapi kamu tetap menunggu aku pulang, di rumah.

Perjalanan kita panjang. Waktu aku akhirnya pulang, tapi kamu tak lagi sama. Kamu sibuk, jarang di rumah. Gantian aku yang menunggu kamu pulang. Sampai aku akhirnya gerah, gerah oleh rasa sepi. Saking gerah aku pun mencari angin segar, dan kita sama-sama tak kembali pulang.

Perjalanan kita panjang. Waktu tak sengaja sama-sama menengok rumah…

View original post 162 more words

80/20

bukanlaladiana

Suami saya dan saya punya ritual sebelum tidur yang kami namakan OST. Bukan Original Soundtrack atau Open Stage Technology ya. Semata-mata ini adalah singkatan dari Obrolan Sebelum Tidur. Obrolannya beragam. Mulai dari membahas internal issues, film yang (akan) seru, kehebohan apa di sosial media, how was our day dan tentunya apa yang terjadi di sekitar kita. Ujung-ujungnya sering membahas masalah orang lain yang lalu direfleksikan ke kehidupan kami.

Kemarin malam obrolannya mengenai selingkuh. Saya beranggapan, akan mudah apabila jelas alasan selingkuh semata-mata karena ketertarikan fisik semata, tidak pakai perasaan. Bukan berarti mudah ditoleransi juga sih, tapi biasanya (biasanya loooh…) selingkuh karena ketertarikan fisik tidak akan berlangsung lama dan tidak menimbulkan efek yang dalam, walaupun kegiatan yang dilakukan biasanya menusuk sampai dalam (iya toooh?). Tapi kalau sudah pakai hati, hmm… Masa selingkuhnya bisa jadi tidak lama karena mungkin keburu harus sadar. Tapi perasaan yang tertinggal itu yang…

View original post 688 more words

Coba Dulu!

bukanlaladiana

Saya masih ingat nasehat dari mantan ibu bos jaman di Bandung dulu. Beliau berpesan, kalau mau menikah – cobain dulu… Nah, cobain dulu-nya jangan cuma yang itu aja yang dipikirin ya. Kalau masalah yang itu, saya yakin sudah pada pintar-lah memutuskan mana yang baik dan yang tidak.
Coba dulu yang paling penting menurut beliau adalah coba dulu traveling berdua, kalau bisa ke tempat yang sama-sama belum pernah didatangi, minimal selama 3×24 jam bersama. Itu penting banget! Biar tahu karakter asli dari masing-masing. Memang sih, idealnya lebih dari 3 hari. Lebih ideal lagi traveling-nya bukan ke kota besar yang segala fasilitas tersedia, tapi macam kayak naik gunung, jalan-jalan ke pedesaan atau bahkan ke luar negeri. Tapi sekali lagi ditekankan KE TEMPAT YANG BELUM PERNAH DIDATANGI OLEH KEDUANYA!

Di sini saya nggak akan membahas norma dan batasan sosial maupun agama ya. Konteksnya bukan ke sana. Tapi lebih ke cara bagaimana menghadapi situasi dan…

View original post 365 more words