Bang Bang Tut!

Halo! Saya kembali!

Sudah setahun ya sejak terakhir menulis di blog ini. Lagi ingin banget cerita mumpung masih hangat ada di kepala saya.

Kejadiannya dua atau tiga hari yang lalu.

Malam itu suami saya tiba-tiba membahas tentang satu hal di luar topik yang sedang kami bicarakan gara-gara sedikit-sedikit saya bersendawa.

Dia bilang, kalau di brosur atau iklan, di majalah dan media lainnya, yang dijual itu masa kehamilan ada masa yang indah dan penuh keajaiban. Bukan berarti dia tidak setuju dengan pernyataan itu. Malah setujunya dobel-dobel. Hanya saja sedikit yang secara gamblang mengutarakan hal-hala lain yang lebih dalam daripada ibu hamil terlihat makin glowing, mual dan muntah-muntah atau ngidam.

Saya setuju.

Banyak fakta yang baru saya dapatkan ketika saya menjalaninya sendiri. Mual-mual itu biasa lah ya. Ngidam, malah saya tidak terlalu. Glowing? Tergantung lipstick yang saya pakai ;p.

Yang cukup mengagetkan (dan menggelikan) adalah kenyataan atas ketidakmampuan saya untuk meredam buang angin atas bawah alias sendawa dan kentut saat hamil ini. Seorang saya yang cukup baik dalam menjunjung etika dan kesopanan, selama hamil mulai masuk bulan ketiga, menyerah dalam hal itu. Suami saya tidak keberatan, malah (ngakunya) dia lega saya jadi bisa kentut ketika dia dekat karena tadinya saya anti kentut di dekatnya. Yang lebih parah, ketika saya mencoba untuk mengontrol hal itu, yang ada malah makin menjadi. Pernah saya mencoba untuk meredam bunyinya dengan tertawa, yang ada bunyi buang angin dari bawah mengikuti ritme tertawa saya dan menghasilkan gabungan bunyi-bunyian yang luar biasa untuk ditertawakan. Untungnya itu terjadi di rumah, di dalam kamar, hanya ada kami berdua. Apa kabar kalau itu terjadi di kantor, di tempat umum atau sedang bersama orang lain, apa daya saya? Awalnya memang sulit menerima kenyataan itu, lama-lama saya bisa menerima dan jadi lebih pandai dalam menyikapinya.

Okei, cukup tentang buang angin.

Hal lainnya yang membuat saya kaget dan berharap tahu hal ini sebelumnya adalah heartburn. Kondisi asam lambung yang naik sampai rongga dada bahkan terasa sampai tenggorokan karena banyak hal. Bisa karena hormon, karena dipicu makanan yang saya makan, karena kondisi psikis, letak dan besar janin dan lainnya. Belum lagi kata dokter, ini juga dipengaruhi keadaan fisik sebelum hamil. Kalau punya penyakit maag sebelumnya, biasanya peluang merasakan heartburn lebih besar dan lebih awal dari yang tidak punya penyakit maag sebelumnya. Memang hal ini tidak dirasakan oleh semua karena pada dasarnya setiap kehamilan itu berbeda, tidak bisa disamaratakan. Tapi tetap saja, kalau saya tahu info ini dari dulu, memperbaiki kondisi lambung sudah pasti jadi prioritas karena heartburn itu rasanya TIDAK ENAK SAMA SEKALI! Menderita! Apalagi biasanya heartburn datang di malam hari menjelang waktu istirahat. Boro-boro bisa tidur, tiduran saja langsung naik asam lambungnya dan menimbulkan sensasi panas, nyelekit dan perih mulai dari tengah perut, naik ke rongga dada sampai setengah tenggorokan. Tentunya konsumsi obat maag tidak bisa seenaknya dilakukan. Harus dengan obat yang dianjurkan dokter, bahkan sebenarnya kalau bisa tidak minum obat apapun. Ada banyak makanan atau minuman yang dianjurkan untuk membantu meredakan heartburn kalau saya baca dari buku tentang kehamilan atau hasil mencari di internet. Susu hangat, apple cider vinegar, mmm apalagi ya, ya pokoknya ada. Sayangnya ketika saya mencoba apa kata mereka, hasilnya malah semakin membuat heartburn melanda. Sekali lagi memang harus diingat, setiap kehamilan itu berbeda. Yang manjur buat dia bukan berarti mujarab buat saya.

Niatnya memang saya ingin aktif menulis lagi bercerita tentang keseruan kehamilan ini. Hitung-hitung sebagai dokumentasi supaya paling tidak saya ingat dan syukur-syukur bisa jadi bahan bacaan berguna untuk teman-teman. Semoga saya makin pintar bagi waktu seperti pagi ini. Mumpung day off dari kantor dan suami masih tidur karena semalam begadang nonton film.

Oiya, selamat ulang tahun suami saya yang baik hati, suka aneh tapi menyenangkan dan menggemaskan dan selalu bisa membuat saya bahagia dan tenang. Terima kasih untuk terlalu banyak hal yang entah kalau bukan sama kamu, mungkin saya tidak merasakannya. Saya sayang kamu sungguh-sungguh! Muach, Simhala!

Leave a comment